Nyalakan Api Dalam Diri Anak Anda

Parenting / 11 March 2009

Kalangan Sendiri

Nyalakan Api Dalam Diri Anak Anda

Puji Astuti Official Writer
3229

Seorang filsuf  bernama Socrates pernah berkata, "Pendidikan adalah (tentang) menyalakan api, bukan mengisi tong." Seorang anak sering diibaratkan sebagai kertas putih. Tetapi itu bukan berarti Anda berhak mengisinya sesuai kehendak Anda sendiri. Setiap anak adalah pribadi yang unik, dan diciptakan Tuhan dengan talenta serta kelebihannya sendiri. Yang harus Anda lakukan hanyalah menyalakan api dalam kehidupan buah hati Anda sehingga bisa membawanya menemukan hasrat  dan panggilan kehidupannya.

Namun seringkali banyak orang tua memadamkan api yang ada dalam jiwa anak-anak mereka dan bukannya menyambut seluruh potensi yang ada dalam kehidupan buah hatinya. Kita akan memandang Martin yang tidak bisa diam sebagai hiperaktif, dan bukannya energik. Rini yang sibuk dengan pikirannya sendiri kita sebut "kurang perhatian", dan bukannya imajinatif. George yang mandiri, malah kita sering cela sebagai seorang pembangkang. Bagaimana anak-anak ini dapat bertumbuh dengan maksimal jika orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya melihat mereka dengan kaca mata negative.

Anak Anda dilahirkan dengan sebuah DNA yang diwariskan oleh nenek moyang Anda. Mereka memiliki berbagai talenta dan kepandaian, dan semua itu saat ini terkombinasi dalam diri buah hati Anda. Sekarang milikilah sudut pandang ini: anak Anda membawa sebuah bakat unik yang diperlukan oleh selurh dunia, sebuah anugrah istimewa yang harus dirawat dan dibesarkan dengan sangat baik. Dan hebatnya, Anda mendapat kehormatan untuk menjadi orang tuanya. Dengan pandangan seperti ini, apakah Anda akan memandang dan memperlakukan anak Anda dengan cara yang berbeda? Itu pasti.

Sebuah riset mengungkapkan, bahwa anak-anak butuh memiliki hubungan dengan dua cara khusus. Yang pertama, mereka membutuhkan hubungan positif yang erat dengan orang lain. Yang kedua, mereka juga perlu mengerti makna dari pengalaman-pengalaman yang mereka alami. Kedua hal ini perlu dipenuhi agar mereka dapat bertumbuh dengan baik dan sehat.

Sebuah contoh tentang potensi seorang anak adalah kisah dari Ben Durskin dari Greenbrae, California. Pada usia lima tahun, Ben sudah tergila-gila pada video game. Tetapi beberapa tahun yang lalu dia didiagnosis menderita leukemia.

Akhirnya hari-hari yang panjang dan sesi-sesi kemoterapi harus dijalaninya. Namun ia melewatkan semua itu dengan bermain game. Kesukaannya pada video game tersebut memberinya ide untuk membuat video game untuk anak-anak yang menderita kanker.

Video game tersebut diciptakan dan diberi nama Ben's Game. Pahlawan dalam permainan itu adalah seorang anak yang berselancar dengan skateboard di antara sel-sel kanker yang meledak-ledak. Video game ini selain menyenangkan, membantu anak-anak penderita kanker tersebut memahami apa yang terjadi pada tubuh mereka.

Game itu disebar luaskan melalui website sewaktu dia berusia sembilan tahun melalui yayasan Make-A-Wish. Dalam tiga bulan pertamanya, Ben's Game menghasilkan 200.000 pemenang. Bagian terbaik dari permainan ini adalah tidak seorang pemain tidak akan pernah kalah melawan sel-sel kanker tersebut. Eric Johnson adalah programmer yang mendidikasikan waktunya selama enam bulan untuk mewujudkan permainan yang menjadi impian Ben tersebut.

Ben adalah seorang anak yang penuh potensi. Melalui idenya, dia bisa memberi semangat anak-anak penderita kanker lain bahwa mereka tidak bisa dikalahkan oleh sel-sel kanker yang menyerang mereka.

Sama seperti Ben, anak Anda, seperti apapun kondisi, sifat dan temparemennya, memiliki sebuah potensi yang besar yang api dalam dirinya perlu Anda nyalakan.

Sumber : Temukan dan Lesatkan Kelebihanmu, Anakku! Dawna Markova, Ph.D., Serambi
Halaman :
1

Ikuti Kami